Selasa, 13 Agustus 2019

Jenis jenis awan



Awan dibagi menjadi empat grup dasar, tergantung pada karakteristik dan ketinggiannya. low, middle, high, dan vertical development adalah empat group tersebut.
Awan dinamai berdasarkan istilah, cumulus (tumpukan), stratus (layer), nimbus (hujan), dan cirrus (seperti rambut ikal). penambahan cirro pada cumulus berarti awan cumulus yang tinggi.

Cumulus : tercipta karena unstable air. jika terbang dibawahnya maka akan ada turbulance, sedikit   
icing dan hujan, tapi jika terbang diatasnya akan nyaman, karena smooth air

Stratus : berhubungan dengan stable air. menciptakan low ceiling dan visibility, dan biasanya ada sedikit turbulance. icing bisa terjadi saat temperature mendekati freezing.


LOW CLOUD
dihitung dari surface - 6.500ft AGL. low cloud biasanya mengandung hampir seluruhnya adalah air, dan disaat tertentu mengandung supercooled water yang mempuar icing dan dapat membahayakan pesawat. tipe low cloud adalah stratus, stratocumulus, dan nimbostratus.
Fog juga termasuk low cloud dengan ketinggian 50ft dari ground. Jika fog kurang dari 20ft tingginya maka disebut ground Fog, dan akan dibahas di artikel selanjutnya

*cumulus lenticularis (terbentuk karena updaft di pegunungan)
  cumulus congetus (menyatu)
  cumulus humilis (terpisah-pisah dan biasanya fast wind >15kt)

MIDDLE CLOUD
dihitung dari 6.500ft - 20.000ft AGL. dengan komposisi water, ice crystal, dan supercooled water. menghasilkan moderate turbulance dan berpotensi terjadi severe icing. altostratus dan altocumulus adalah kelas dari middle cloud

HIGH CLOUD
dihitung mulai dari 20.000ft AGL. umumnya berwarna putih dan abu-abu terang. dan tercipta dari stable air. Ada tiga jenis awan high cloud, yaitu cirrus, cirrostratus, dan cirrocumulus. awan cirrus ini tipis, dan kebanyakan tersusun daro crystal ice dan biasanya terbentuk pada ketinggian 30.000ft

CLOUD WITH VERTICAL DEVELOPMENT


ketika pengangkatan dan ketidakstabilan terjadi, awan cumulusakan membangun secara vertical menjadi towering cumulus atau cumulonimbus cloud. tingginya biasanya 1.000ft - 10.000ft MSL, dan bagian atasnya bisa sampai 60.000ft MSL

Towering cumulus
awan yang menunjukkan lapisan yang cukup dalam dan unstable ar. mereka mengandung moderate sampai convective turbulance dengan icing dan sering terjadi thunderstrom

Cumulonimbus cloud
Atau dikenal dengan awan petir, berukuran besar, berkembang secara vertical dari kelembapan, dan unstable air. ini adalah versi parahnya towering cumulus. anvil adalah bagian yang memanjang di puncak CB dan menandakan bahwa awan CB ini bergerak. dibawah anvil kita pasti mendapatkan hail. hail adalah gumpalan-gumpalan butiran es yang ukurannya lumayan besar dan sangat berbahaya jika di lalui.





Selasa, 06 Agustus 2019

RIGHT OF WAY RULES

Pilot mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mengawasi dan menghindar dari mesua traffic pada visual condition flight. untuk membantu menghindari traffic konflik ini, right of way dibuat.

peraturan right of way dibuat berdasarkan aircraft classification, yaitu :

powered atau non powered ; lighter than air atau heavier than air
contoh : ballon - non powered dan lighter than air
              airplane - powered dan heavier than air



  • sebuah aircraft yang distress memiliki right of way dari semua pesawat
  • Aircraft yang akan landing memiliki right of way terhadap aircraft di darat.
  • Saat ada 2 aircraft dengan kategori yang sama akan landing, maka yang lebih rendahlah yang memiliki right of way
  • jika dua pesawat dengan kategori yang sama converging, maka pesawat yang sebelah kanan mempunyai right of way, dan pesawat sebelah kiri harus menghindar

tapi saat kedua pesawat tersebut berbeda kategori, maka aircraft dengan manuver paling terbatas yang memiliki right of way
ballon - glider - aircraft refuelling dan towing - airship - airplane and rotorcraft

  • head to head, maka kedua pesawat harus belok kekanan

  • overtaking, maka pesawat yang di overtaking memiliki right of way, dan pesawat yang mau overtake harus belok ke kanan


Senin, 05 Agustus 2019

Category class dan type aircraft




Untuk pilot sertifikasi,jenis pesawat terbang dibagi berdasarkan category, class, dan type.

Category aircraft 
secara umum category aircraft terbagi menjadi 5 :
  • airplane
  • rotorcraft
  • glider
  • lighter than air
  • powered-lift

Class aircraft
Semua yang ada di Category aircraft terpecah menjadi Class aircraft, kecuali glider dan powered-lift. yang termsuk class aircraft seperti :

  •  Single engine land
  •  Single engine sea
  • multi engine land
  •  multi engine sea
  • helicopter
  • gyroplane
  • airship
  • free ballon

Type aircraft
  • Normal
  • utility
  • acrobatic
  • experimental
  • restricted 
  • transport 

note 

 type rating untuk aircraft
Semua turbojet, tanpa memperhatikan weight, memerlukan type rating.
Non-turbojet (kecuali turboprop) tidak dipisah type ratingnya sampai weightnya diatas 12.500 pounds
Contoh :
Kebanyakan King Air 200s beratnya kurang dari 12.500 lbs, itu termasuk dalam class multi engine land "tanpa type rating"






Sabtu, 03 Agustus 2019

PEMBAGIAN AIRSPACE

CLASS A
Class A airspace mulai dari 18.000ft - 60.000ft. sejak VFR tidak diijinkan di area ini maka instrument diperlukan, dan high altitude chart digunakan disini.
Karena disini merupakan airspace yang beroperasi pada high speed, maka pilot harus reset altimeter setiap 100 NM, dan tentu saja menggunakan standard setting altimeter 29.92 in. Hg.
Syarat untuk memasuki Class A airspace : 
  • Pilot harus Instrument rating dan current
  • Mengisi IFR Flight plan
  • Pesawat harus dilengkapi dengan instrument yang mendukung operasi IFR seperti encoding altimeter, transponder.
  • Saat terbang above 24.000ft, maka harus ada DME.  jika DME rusak maka harus segera lapor ATC dan segera landing di next airport agar bisa cepat diperbaiki. 



CLASS B

  • Class B airspace mulai dari surface - 10.000ft. 
  • Disini kita bisa terbang VFR, untuk mengoperasikan VFR disini harus Two way communication radio, dan 4096 code untuk transponder dengan mode C.
  • Untuk IFR operation harus ada VOR receiver di pesawat.
  • untuk tambahan, minimal kalian harus PPL lisence holder 



CLASS C


Airspace yang mengharuskan ATC dilengkapi dengan radar service, dan transponder mode C pada pesawat yang ingin beroperasi pada area ini.


Ada dua layer pada airspace class C yaitu CORE dan SHELF, dan outer area.

  • CORE dihitung mulai dari surface - 4.000ft dengan radius 5 NM 
  • SHELF dihitung mulai dari 1.200ft - 4.000ft dengan radius 10 NM
  • Outer Area  dihitung mulai dari batas bawah radar/radio sampai approach ceiling



CLASS D

Airspace dengan part-time control tower. jadi sebelum memasuki airspace class D ini maka harus establish two-way commucation dengan tower secara terus menerus. Airspace class D ini dimulai dari surface - 2.500ft dengan radius sekitar 4 NM .
Saat airspace class D ini closed karena part time control tower operation, maka secara otomatis class D berubah menjadi class E, namun jika laporan cuaca tidak tersedia maka berubah menjadi class G 



CLASS E

Airspace yang masih terkontrol. dan terhitung mulai dari 14.500ft sampai 18.000ft, tapi tidak termasuk dalam class A. saat terbang pada ketinggian 14.500ft - 18.000ft kalian tidak perlu operational tambahan dari sebelumnya, contohnya seperti kalian memang diharuskan transponder mode C saat terbang melebihi 10.000ft.
Bagian lain dari airspace class E ini adalah low altitude airways. ada rute untuk VFR flight yang juga dinamakan Federal airways atau Vector airways yang dihitung mulai dari 1.200ft - 18.000ft.
Pada nontower airport yang mengijinkan instrument approach, maka Class E airspace dihitung mulai 700ft AGL  
Beberapa bagian lagi adalah diatas pegunungan, dihitung mulai dari 1.200ft yang terdapat pada sectional chart.
VFR cloud clearence tergantung pada cruising altitude



CLASS G  (UNCONTROLLED AIRSPACE)

Airspace yang dihitung mulai dari surface -  700ft atau 1.200ft dan maximum altitude dari Class g adalah 14.500ft. kecuali saat temporary control tower, mereka tidak wajib untuk mengontrol class G airspace. Namun meskipun uncontrolled airspace, pilot tetap harus menaati peraturan yang ada, seperti mengisi IFR flight plan karena ada beberapa ketentuan wheather minimum di airspace Class G seperti berikut ini :











MACAM MACAM TRANSPONDER

TRANSPONDER




Apa saja sih fungsi dari transponder?
sebelum menjawab pertanyaan diatas kalian harus tahu dulu apa itu PSR, SSR, GSR. 
Pertama adalah Primary surveillence radar yang berfungsi untuk mengetahui posisi pesawat dengan cara memantulkan sinyal dan mengukur waktu dipantulkannya kembali sinyal tersebut oleh logam-logam pesawat. akan tetapi PSR ini hanya menampilkan posisi  pesawat saja, tidak bisa melakukan yang lainnya dan tidak bisa mendeteksi pesawat berukuran kecil
Kedua adalah Secondary surveillace radar yang berfungsi seperti PSR tapi SSR berinteraksi dengan transponder yang ada di pesawat, dan bekerja dengan cara :
  • SSR mengirim sinyal dengtan frekuensi 1030 Mhz
  • Transponder menjawab dengan frequensi 1090 SSR Mhz
  •  SSR kemudian menghitung waktu kembalinya sinyal dari tranponder ke SSR
  •  Dan arah pesawat tersebut ditentukan oleh antena SSR yang berputar 360 derajat
 Ketiga adalah Ground surveillance radar yanag berfungsi untuk memantau pergerakan pesawat di darat. bandara super sibuk biasanya menggunakan GSR untuk membatu, dan juga digunakan saat jarak pandang dari ATC terbatas agar tetap bisa memantau peregerakan dari pesawat
Tranponder adalah alat yang dipasang dipesawat yang secara otomatis menerima sinyal dari radar yang ada di darat dan membalasnya. berguna untuk memudahkan ATC mengetahui posisi pesawat kita 


          Pengaturan transponder juga berbeda-beda tergantung dari airspace yang kita gunakan. berikut adalah macam macam pengaturan transponder :

MODE A :

  • Memberikan respon berupa 4 digit transponder code (squawk number)


MODE C : Entering airspace A, B, C (above 10.000ft)

  • Memberikan respon squawk number 
  •  Altitude reporting


MODE S : Berkolaboraasi dengan TCAS karena dapat menerima sinyal antar MODE S (mode S akan mengukur mode S yang lain dan TCAS yang akan berbunyi saat pesawat lain itu mendekat)

  •  Memberikan respon squawk 
  •  Altitude reporting 
  •  Unique address sebesar 24 digit


MODE S ELS (Elementary surveillance)

  • Kemampuan mode S 
  • Call sign (dikirim oleh FMS) 
  • Status ground/flight 
  • SI code cabability


MODE S EHS (Enhanced surveillance)

  • kemampuan mode S
  • Selected altitude (dikirim oleh FMS)
  • Indicated airspeed 
  • Gerakan pesawat di radar (ground speed, true track angle, track angle rate)
  • Magnetic headin
  • Dta TCAS RA
  • Vertical rate (barometic rate of climb/descent)

MACAM MACAM FUNGSI TOMOBOL DI TRANSPONDER





  1. ON (Menghidupkan transponder)
  2. OFF (Mematikan transponder)
  3. STANDBY (Transponder bersiap-siap menerima sinyal dari radar)
  4. ALT (switch transponder Mode A ke Mode C)
  5. IDENT (Kembali berkembang di layar radar agar establish dengan ATC )
  6. VFR (Squawk  number otomatis berubah menjadi 1200)
  7. FUNC (mengubah fungsi area sebelah kanan [timer, pressure])


TRANSPONDER CODE

7700 - Emergency
7600 - Communication failure
7500 - Unlawful interference
1200 - VFR
1215 - Emergency ELT signal
0000 - Military operation























Jumat, 02 Agustus 2019

VOR DME

VOR (VERY HIGH FREQUENCY OMNI RADIO RANGE)




Frequency : 108.0 - 117.95 Mhz

Radio wave character :
  • direct wave, no ground and sky wave
  • line of sight
  • vulnerable obstruction
  • limited range


VOR Class :
  1. T (Terminal)
  2. L (Low altitude)
  3. H (High altiutde)




Rumus VHF range :





D = Distance in NM
h  = Height of the aircraft
K = 1,23 when 'h' in feet
       2,22 when 'h' in meter



Check VOR accuracy

  • VOR Test facility (VOT)
  • Certified airborne checkpoint
  • Certified ground checkpoint located on airport surface